PERAN OPINION LEADER DALAM SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA
TUGAS PAPER
MATA KULIAH SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA
Sebagai syarat memenuhi kelulusan
Mata Kuliah Sistem Komunikasi Indonesia Yang diampu oleh : Fatihatul Lailiyah S.Sos.,M.Med.Kom
DISUSUN OLEH :
1. Istishfa Aisyul Jannah (51703050017)
2. Zukha Mega Priyhangka (51703050032)
3. Muhammad Faisal
(51703050022)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
2018
PENDAHULUAN
- LATAR
BELAKANG
Sebagaimana diketahuhi
kehidupan masyarakat di pedesaan masih sangat kental dengan budaya, adad
istiadat, dan tradisi yang sudah dijalani turun;temurun dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat. Sesuai dengan namanya Desa merupakan tempat yang
mempunyai sebuah karakteristik yang juga
mempunyai ciri khas. Ciri khas yang khusus ini, yang berhubungan dengan
komunikasi dan berinteraksi antar sesama masyarakat dalam keseharian lebih
banyak menggunakan komunikasi Interpersonal. Inilah akibatnya masyarakat di
pedesaan belum percaya sepenuhnya terhadap media massa atau juga sejalan dengan
tingkat pendidikannya. Oleh karena itu, informasi dari orang lain yang bisa di
percaya lebih menemukan hasil, misalnya melalui pemimpin opini atau Opinion
leader.
Masyarakat di pedesaan yang tentunya masih
menggunakan media-media tradisional dan media rakyat jadi masyarakat desa hanya
memanfaatkan opinion leader menjadi sosok penting di desa mereka. Opinion
leader seperti halnya pemuka adat, kepela desa, uztad dan perangkat-perangkat
desa.
PEMBAHASAN
- LANDASAN
TEORI
1. Opinion
Leader
Opinion leader adalah orang yang mempunyai
keunggulan dari masyarakat kebanyakan. Opinion leaderslebih mudah menyesuaikan
diri dengan masyarakatnya, lebih kompeten dan lebih tahu memelihara norma yang
ada. Kemampuan dirinya memelihara norma menjadi salah satu konsekuensi logis
bentuk pelayanan atau suri teladan yang diberikan atau ditunjukkan kepada
masyarakatnya. Menurut Homanas (1961),”Seseorang yang memiliki status sosial
tinggi (pemimpin pendapat) akan senantiasa memelihara nilai-nilai serta norma
kelompoknya sebagai syarat minimal dalam mempertahankan statusnya.” (Depari dan
Andrew, 1982).
Jadi, Opinion leaders dapat dikatakan
sebagai orang-orang berpengaruh, yakni orang-orang tertentu yang mampu
memengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial.
- Sejarah
opinion leader
Istilah opinion leader menjadi
perbincangan dalam literatur komunikasi sekitar tahun 1950-1960-an sebelumnya
literatur komunikais sering digunakan kata-kata influentials, influencers atau
tastemakers untuk menyebut opinion leader. Kemudian kata opinion leader lebih
sering dikenal dimasyarakat pedesaan, sebab pada saat itu tingkat media masih
rendah serta pendidikan yang belum maju. Jadi kebutuhan akan informasi
dipedesaan diterima dari mereka yang mempunyai pemahaman yang tinggi serta
kebutuhan akan media yang tidak rendah.
Ada dua pengelompokan opinion leader :
11. Opinion
Leader Aktif (Opinion Giving)
Disini para opinion leader tersebut
sengaja mencari penerima atau followers untuk mengumumkan atau
mensosialisasikan suatu informasi. Contoh : saat adanya program KB (Keluarga
Berencana) yang bertujuan menegendalikan pertumbuhan penduduk. Tapi bagi
masyarakat desa hal ini masih terlalu baru dan mereka belum mengenal apa itu KB
sebenarnya, maka disini peranan opinion leader tersebut dituntun untuk
menyampaikan informasi bahwa program KB ini bertujuan penting bagi kelangsungan
masyarakat dipedesaan.
22. Opinion
Leader Pasif (Opinion Seeking)
Dalam hal ini followers lebih aktif
mencari sumber informasinya kepada opinion leader, sehubungan dengan permasalahan
yang dihadapi seperti halnya contoh diatas tersebut
- Model
arus komunikasi
Dalam proses komunikasi
dikenal empat model arus alir pesan, yakni model jarum injeksi (hypodermic
needle model), model alir satu tahap (one step flow model), model alir dua
tahap (two step flow model) dan model alir banyak tahap (multy step flow
model). (Sardjono, 1989). Masing-masing model mempunyai ciri khas dan pola yang
berbeda satu sama lain sehingga berbeda pula dalam arus peredaran
komunikasinya.
Masing-masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan karena kurun
wkatu dan tokoh yang memunculkannya juga berbeda satu dengan yang lain. Tetapi
yang lebih penting, akan ditunjukkan lewat model yang mana pemimpin opini atau
opinion leader (pemuka pendapat, pemimpin opini, tetua, kepala adat) bisa
berperan. Dengan kata lain, dimana letak pemimpin opini dan bagaimana mereka
mempengaruhi audience dalam arus utama komunikasi.
a) Model Jarum Injeksi.
Secara substansial, model ini adalah one
step flow, artinya arus komunikasi disampaikan secara satu arah saja (dari
media massa kepada audience). Dasar pemikiran model ini adalah bahwa khalayak
bersikap pasif terhadap berbagai macam informasi yang disebarkan/disiarkan
media massa. Sebaliknya media lebih aktif untuk mempengaruhi audience. Maka
teori ini disebut teori peluru (bullet theory). Jadi jika sebutir peluru
tembakkan, ia akan selalu menemukan sasaran, dan sasaran yang dimaksud tersebut
adalah khalayak.
b) Model Aliran Satu
Tahap.
Pesan model aliran satu tahap ini, media
massa langsung berhubungan dengan audiencenya. Dengan kata lain, pesan yang
disampaiakan mengalir tanpa ada perantara (audience bisa langsung mengaskes
langsung media).
c) Model Aliran Dua Tahap
Dalam model ini pesan-pesan dari media
massa tidak seluruhnya langsung mengenai audience, tetapi pesan tersebut
disampaikan oleh pihak tertentu artinya pihak tertentu tersebut dikenal dengan
opinion leader (pemimpin opini/pemuka pendapat). Ada dua tahap penyampaian
pesan dalam aliran ini. Pertama pesan media pada opinion leader dan kedua pesan
opinion leader pada audience.
d) Model Aliran Banyak
Tahap.
Pada prinsipnya., model ini adalah
gabungan dari semua model yang sudah disebutkan diatas. Model ini menyatakan
bahwa pesan-pesan media massa menyebar kepada audience atau khalayak melalui
interaksi yang kompleks.
- Monomorfik
dan polimorfik opinion leader
Penguasaan materinya, pemuka pendapat
dapat digolongkan menjadi dua. (Merton, 1949).
1. monomorfik, yakni jika pemuka pendapat
hanya menguasai satu permasalahan saja. Pemimpin opini semacam ini hanya mampu
mengatasi satu permasalahan yang ada di masyarakat. (Rogers, 1966)
2. Polimorfik, yakni jika pemuka pendapat
menguasai lebih dari satu permasalahan. Pemimpin opini semacam ini mampu
mengatasi berbagai permasalahan yang ada di masyarakat.
Untuk opini leader yang ada di pedesaan
lebih condong ke opini polimorfik karena sebagai seorang pemimpin pedesaan
tidak hanya diminta nasihat tentang masalah agama, namun juga permasalahan
lainnya. Misal cara bercocok tanam yang baik, bagaimana cara mengobati penyakit
atau bahkan dipercaya untuk menentukan jodoh seorang warga masyarakat.
- Cara
mengetahui adanya opinion leader
Empat metode utama untuk mengukur dan
mengetahui adanya opinion leaders dan link jaringandifusi :
1. Metode Sosiometrik
Dalam metode ini, masyarakat ditanya
kepada siapa mereka meminta nasihat atau mencari informasi mengenai masalah
kemasyarakatan yang dihadapinya. Misalnya masalah itu mengenai difusi inovasi,
kepada masyarakat diajukan pertanyaan: “dari mana anda memperoleh informasi
tentang difusi inovasi?” jadi orang yang paling banyak mengetahui dan dimintai
nasihat tenteng masalah tersebut dialah yang disebut sebagai opinion leaders.
2. Informants’ Ratings
Metode ini mengajukan pertanyaan tertentu
kepada orang /responden yang dianggap sebagai key informants dalam masyarakat
mengenai siapa yang dianggap masyarakat sebagai pemimpin mereka. Jadi dalam hal
ini responden tersebut haruslah jeli dalam mimilih siapa yang benar-benar harus
memimpin dalam masyarakat tersebut. Dari segi kepribadian, pendidikan, serta
tindakan yang dilakukannya terhadap masyarakat tersebut.
3a. Self-designating
techniques
Metode ini mengajukan pertanyaan kepada
responden dan meminta tendensi orang lain untuk menunjuk siapa yang mempunyai
pengaruh. Misalnya. Apakah seseorang yang memerlukan suatu informasi perlu
meminta keterangan kepada ibu /bapak. Jika jawabannya tidak maka hal tersebut
belum menunjukkan siapa yang sering dimintai keterangan. Hal ini sangat
bergantung kepada ketepatan (akurasi) responden untuk mengindentifikasi dirinya
sebagai pemimpin.
4b. Observasi
Metode dimana penyidik mengidentifikasi
dan mencatat perilaku komunikasi dalam suatu sistem.Satu keuntungan dari
observasi adalah bahwa data yang biasanya memiliki tingkat validitas yang
tinggi.Jika link jaringan secara tepat diamati, tidak ada keraguan tentang
apakah mereka ada atau tidak.Pengamatan bekerja lebih baik di sistem yang
sangat kecil, dimana pengamat sebenarnya bisa melihat dan merekam interaksi
interpersonal yang terjadi.
- Penerapan
opinion leader di Indonesia
Sebagaimana sudah diketahui sebelumnya,
kajian tentang pemimpin opini ini awalnya muncul di Amerika seperti yang
ditunjukkan oleh Paul Lazarefeld dan kawan-kawan. Oleh karena itu model-model
arus informasi yang mendekati pembahasan pemimpin opini ini adalah model two
step flow. Artinya media massa tidak langsung mengenai audiencenya tetapi
melalui pemimpin opininya. Kemudian informasi yang didapatkan tadi disampaikan
kepada para pengikutnya.
Maksudnya pemuka pendapat disini adalah
seseorang yang relatif dapat mempengaruhi sikap dan tigkah laku orang lain
untuk bertindak dalam suatu tata cara tertentu. Tapi seiring dengan tingkat
perkembangan media massa dan zaman. Lambat laun pemimpin opini ini ditinggalkan
karena para audiencenya (pengikut) telah menentukan sikap dan perilaku sendiri,
sebab secara tidak langsung mereka telah mampu mengaskes media massa. (Rogers
dan Shoemaker, 1987:31)
1.
Opinion leader dalam komunikasi
Opinion leader menjadi salah satu unsur
yang sangat mempengaruhi arus komunikasi. Khususnya dipedesaan berbagai perubahan
dan kemajuan masyarakat sangat ditentukan oleh opinion leaders. Misalnya
pemimpin opini bisa berperan memotivasi masyarakat agar ikut serta secara aktif
dalam pembangunan, untuk itulah selayaknya pemerintah memberikan perhatian
khusus terhadap pemuka pendapat ini. Bukan sebaliknya malah menjatuhkan opinion
leader tersebut. Misalnya tentang kepercayaan masyarakat pada program
pembangunan, selayaknya pemerintah memfungsikan peran opinion leader sebagai
tokoh sentral dalam pembanguanan di pedesaan.
Di desa ada suatu kecenderungan dalam
masyarakat, dimana warga masyarakat akan lebih sering berkomunikasi sesama
mereka dengan memilih tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Misalnya
mereka akan lebih tertarik dengan individu yang hanya lulusan SD dan SMP
dibanding dengan lulusan universitas. Sebagaimana yang dikatakan Everett M.
Roger dan Shoemaker “bahwa orang–orang yang paling tinggi status sosialnya
dalam sisitem sosial jarang sekali untuk berinteraksi langsung dengan
orang-orang yang paling rendah status sosialnya.”
2.
Opinion Leader dalam Kehidupan Politik.
Pemimpin opini adalah mereka yang punya
otoritas tinggi dalam menentukan sikap dan perilaku pengikutnya. Bukan dari
kedudukan, jabatan politik tetapi karena kewibawaan, ketundukan, kharisma, mitos
yang melekat padanya atau karena pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya.
Sebab pada saat sekarang banyak para pemimpin politik yang hanya disanjung
dengan jabatannya saja. Sebagai contoh Megawati dan Gus Dur ditempatkan sebagai
pemimpin opini dalam politik. Karena keduanya mampu menentukan sikap dan
perilaku pengikutnya. Megawati bisa “memaksa” pengikutnya untuk memilih PDI-P,
apa pun yang terjadi pada partai tersebut, begitu juga Gus Dur bisa menentukan
pengikutnya untuk terus mendukung dirinya pada tanda gambar PKB
Mengapa Megawati dan Gus Dur dianggap
sebagai pemimpin opini.
1. Megawati dan Gus Dur
menjadi panutan pengikutnya, panutan tersebut tidakberdasarkan ketundukan
rasional tetapi ketundukan irasional. Kata lainnya apa pun yang dilakukan kedua
pemimpin tersebut baik dan buruk lebih cenderung diikuti pengikutnya. Bahkan
gaya kepemimpinan keduanya lebih didasarkan pada kepemimpinan yang kharismatik.
2. Mereka menentukan apa
yang harus dilakukan pengikutnya. Contoh, jika keduanya bilang massa bergerak
ke kiri, mereka akan bergerak ke kiri.
3. Peran keduanya juga
mengukuhkan bahwa media massa punya pengaruh yang kecil dalam mempengaruhi
sikap dan perilaku masyarakatnya. Artinya meskipun media massa tersebut menolak
ide kedua orang tersebut, tetapi masyarakat tak jarang mencari informasi yang
benar untuk mendukung dan mematuhi pendapat pemimpin opininya.
Hubungan antara pemimpin opini dalam
politik dengan masyarakat di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin opini sangat
berpengaruh dalam mempengaruhi proses kebijakan politik di Indonesia.
2. Pemimpin opini juga
bisa menolak kebijakan pemerintah
3. Pemimpin opini tidak
boleh dipandang sebelah mata agar keinginan pemerintah terpenuhi. Maksudnya,
pembangunan tidak akan berhasil jika pemerintah tidak mendapat dukungan penuh
dari pemimpin opini. Malah sebaliknya pemimpin opini inilah kunci utama
keberhasilan program pemerintah terutama di daerah pedesaan.
3. Opinion Leader dalam Kehidupan Sosial.
Peranan pemimpin opini dalam kehiduan
sosial di Indonesia juga tidak bisa dibilang rendah. Karena pemimpin opini
sangat dipercaya dalam masyarakatnya. Ia ikut dalam menentukan berbagai
perilaku masyarakatnya. Di Indonesia, pemimpin opini ikut menentukan apakah
program keluarga berencana (KB) yang dikampayekan pemerintah pada tahun 70-an
sukses atau tidak. Secara terang-terangan di sebuah kantor Kepala Desa di
Patala, Jetis, Bantul Yogyakarta ditulis bahwa para Kiai dan tokoh masyarakat
lain mendukung gerakan program KB tersebut, bahkan KB dianggap halal dan sah.
Kampaye lewat tulisan ini penting agar masyarakat yang semula ragu terhadap
program KB tidak sangsi untuk memakai alat kontrasepsi. Bisa dibanyangkan
bagaimana jika program KB ini tidak mendapat dukungan dari para pemimpin opini,
sekuat apa pun keinginan pemerintah atau dipaksa dengan cara apa pun masyarakat
tentu tidak akan menganggap KB sebagai program baru yang justru membatasi anak.
Padahal
B.
Opinion
Leader Sebagai Juru Penerang Di Desa
Apa yang dilakukan oleh
juru penerang yang ada di desa saha halnya seperti kegiatan yang dilakukan oleh
opinion leader yang tugasnya itu
menyebarkan pesan-pesan yang ada kepada masyarakat di desa. Opinion leader ini
juga dapat merupakan juru penerang dari pemerintah yang ditugaskan ke desa
contoh seperti kepala desa, camat dan staf-staf pemerintahan guna untuk
mensosualisasikan suatu hal. Bahkan jika di hubungkan dengan keagamaan di
Indonesia pernah ada petugas Penerangan Agama Islam (Penais). Tugas ini
dilakukan oleh pegawai negeri yang berasal dari departemen agama dan di bantu
oleh pemuka agama ang ada di desa tersebut.
Tugas dari juru penerangan ini juga
menjadi “Kepanjang tanganan Pemerintah”. Dan tugas juru penerang ini juga
mensosialisasikan bagaimana program-program pemerintah kepada masyarakat
desa yang kebanyakan belum diketahui
oleh masyarakat yang ada di desa. Sedangkan orang yang menjadi juru penerangan
agama atau Penais tadi misalnya melakukan dakwah Agama ke desa-desa. Jadi juru
penerang ini juga dapat di katakana opinion leader atau pemimpin opini di
pedesaaan tersebut, dengan mensosialisasikan program-program pemerintah kepada
masyarakat di desa agar program tersebut berjalan dengan lancer.
PENUTUP
Kesimpulan
Opinion leader dapat
dikatakan sebagai orang-orang yang mempunyai keunggulan dari masyarakat
kebanyakan. Karakteristik opinion leader yaitu lebih tinggi pendidikan
formalnya disbanding dengan anggota masyarakat lain, lebih tinggi status social
ekonominya, lebih inovatif dalam menerima dan mengadopsi ide baru, partisipasi
social lebih besar. Opini leader yang ada di pedesaan lebih condong ke opini
polimorfik karena sebagai seorang pemimpin pedesaan tidak hanya diminta nasihat
tentang masalah agama, namun juga permasalahan lainnya. Misal cara bercocok
tanam yang baik, bagaimana cara mengobati penyakit atau bahkan dipercaya untuk
menentukan jodoh seorang warga masyarakat. Opinion leader berperan sebagai
model dimana perilakunya (baik mendukung atau menentang) diikuti oleh para
pengikutnya. Opinion leader bukanlah manusia yang serba tau akan segala hal,
tetapi kelebihannya adalah bahwa mereka dianggap orang yang lebih peka dan in
group serta tahu adat kebiasaan masyarakat. Mereka memiliki jiwa sosial yang
tinggi serta selalu siap memantu perubahan sosial di lingkungannya. Opinion leader
menjadi salah satu unsur yang sangat mempengaruhi arus komunikasi. Khususnya
dipedesaan berbagai perubahan dan kemajuan masyarakat sangat ditentukan oleh
opinion leaders. Pemimpin opini bisa berperan memotivasi masyarakat agar ikut
serta secara aktif dalam pembangunan, untuk itulah selayaknya pemerintah
memberikan perhatian khusus terhadap pemuka pendapat ini. hubungan dengan
masyarakat desa, opinion leader ini adalah orang yang berhubungan erat dengan
Sistem Komunikasi di pedesaan. Merekalah yang paling awal mengadopsi ide-ide
baru. Mereka dapat mengorganisir dengan baik dan mampu membujuk orang lain
untuk melakukan suatu tindakan. Singkat kata, opinion leader ini juga sangat memiliki pengaruh besar dalam
proses penyebaran informasi dan bisa mendorong masyarakat desautuk dapat
menerima inovasi atau gagasan baru di pedesaan tersebut. Sebagai pihak yang
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam masyarakat, jadi tidak heran apabila
eksistensi atau keberadaan dari opinion leader menjadi sangat penting didalam
kehidupan masyarakat di pedesaan.
Comments
Post a Comment